Pete-pete adalah sebutan untuk angkutan
umum sejenis angkot dan mikrolet di Makassar, Angkutan ini banyak membantu,
tapi tak sedikit orang juga menganggap angkutan ini banyak menimbulkan masalah.
Pete-pate di Makassar terbilang unik,
untuk menemukannya tidak sulit, berdiri di pinggir jalan raya kurang dari 5
menit pasti ada pete-pete yang menghampiri anda. Ya… di Makassar jumlah
pete-pete terbilang banyak hampir setiap jalan di makassar dilalui rute
pete-pete
Sekedar info nih bagi yg mau mencoba
menjelajahi kota Makassar dengan pete-pete berikut rutenya :
KODE A
Berangkat
:
BTN Minasa Upa - Syech Yusuf - Sultan Alauddin - Andi Tonro - Kumala -
Ratulangi - Jendral Sudriman (Karebosi Timur) - HOS Cokroaminoto (Sentral) -
KH. Wahid Hasyim - Wahidin Sudirohusodo - Pasar Butung
Kembali : Pasar Butung - Sulawesi - Riburane
Achmad Yani (Balaikota) - Jendral Sudirman - Ratulangi (MaRI) - Landak -
Veteran - Sultan Alauddin - Syech Yusuf - BTN Minasa Upa
KODE B
Berangkat
: Terminal Tamalate - Malengkeri - Daeng Tata - Abdul Kadir - Dangko -
Cendrawasih - Arief Rate - Sultan Hasanuddin - Patimura - Ujungpandang -
Riburane - Jendral Achmad Yani (Balaikota) - Pasar Butung
Kembali : Pasar Butung - Sulawesi - Achmad Yani
- Kajaolalido (Karebosi Timur) - Botolempangan - Arief Rate - Cendrawasih -
Dangko - Abdul Kadir - Daeng Tata - Malengkeri - Terminal Tamalate.
KODE C
Berangkat
:
KH.Wahid.Hasyim - DR Wahidin Sudirohusodo- Buru - Bandang - Masjid Raya -
Cumi-cumi - Pongtiku - Ujungpandang Baru - Gatot Subroto - Juanda - Regge –
Rappokalling
Kembali : Rappokalling - Korban 40 ribu - Juanda
- Gatot Subroto - Ujungpandang Baru - Pongtiku - Datok Ditiro - Sunu - Masjid
Raya - Bawakaraeng - Jenderal Sudirman - HOS Cokroaminoto - KH.Wahid Hasyim -
Makassar Mall
KODE D
Berangkat
: Terminal
Daya – Sudiang - Perintis Kemerdekaan - Urip Sumoharjo - AP. Pettarani -
Bawakaraeng - Latimojong - Andalas - Laiya - Selatan Makassar Mall
Kembali : Selatan
Makassar Mall - HOS Cokroaminoto - Bulusaraung - Masjid Raya - Urip Sumoharjo -
Perintis Kemerdekaan - Terminal Daya
KODE E
Berangkat
:
Terminal Panakkukang - Toddoppuli - Tamalate - Emmy Saelan - Mapala - AP.
Pettarani - Maccini Raya - Urip Sumoharjo - Bawakaraeng - Latimojong - Andalas
- Laiya - KH.Agus Salim -Timur Makassar Mall
Kembali : KH.
Agus Salim - Pangeran Diponegoro - Bandang - Masjid Raya - Urip Sumoharjo -AP.
Pettarani - Mapala - Emmy Saelan - Tamalate - Todoppuli - Terminal Panakkukang
KODE F
Berangkat
:
Terminal Tamalate - Mallengkeri - Daeng Tata - Daeng Ngeppe - Kumala - Veteran
- Bandang - Buru - Andalas - Satangnga - KH. Agus Salim - Timur Makassar Mall
Kembali : KH
Agus Salim - Pangeran Diponegoro - Andalas - Buru - Bandung - Veteran - Sultan
Alauddin - Andi Tonro - Kumala - Daeng Ngeppe - Daeng Tata -Mallengkeri -
Terminal Tamalate
KODE G
Berangkat
:
Terminal Daya - Kima - TOL (Ir. Sutami) - Tinumbu - Cakalang - Yos Sudarso -
Tentara Pelajar - Kalimantan - Pasar Butung
Kembali :
Pasar Butung - Kalimantan - Cakalang - Tinumbu - TOL (Ir. Sutami) - Kima -
Terminal Daya
KODE H
Berangkat
:
Perumnas Antang - Antang Raya - Urip Sumiharjo - Bawakaraeng - Jenderal
Sudirman - DR. Wahidin Sudirohusodo - Satando - Kalimantan - Pasar Butung
Kembali : Pasar Butung - Kalimantan - Satando -
DR. Wahidin Sudirohusodo - Tentara Pelajar - Ujung - Bandang - Masjid Raya -
Perumnas Antang
KODE I
Berangkat
:
Terminal Panakkukang - Toddopuli Raya - Borong - Batua Raya - Abdullah Daeng
Sirua - AP. Pettarani - Pelita Raya - Sungai Sadang Baru -Sungai Saddang -
Karungrung - Arif Rate - Sultan Hasanuddin - Pattimura - Pasar Baru
Kembali : Pasar Baru - Pattimura - Ujungpandang
- Riburane - Ahmad Yani (Balaikota) - Kajaolalido - Botolempangan - Karungrung
- Sungai Saddang - Sungai Saddang Baru - Pelita Raya - AP. Pettarani - Abdullah
Daeng Sirua - Batua Raya - Borong - Toddopuli Raya -Terminal Panakkukang
KODE J
Berangkat
: Terminal Panakkukang - Toddopuli Raya - Tamalate - Emmy Saelan - Sultan
Alauddin - Andi Tonro - Kumala - Ratulangi - Jenderal Sudirman - HOS
Cokroaminoto – Nusakambangan
Kembali
: Nusakambangan - Ahmad Yani - Jenderal Sudirman - DR. Sam Ratulangi - Landak -
Veteran - Sultan Alaudin - Emmy Saelan - Tamalate - Toddopuli Raya - Terminal
Panakkukang
KODE B1 (05)
Berangkat
: Teminal Tamalate - Mallengkeri - Daeng Tata - Abd. Kadir - Dangko -
Cendrawasih - Arif Rate - Sultan Hasanudin - Sawerigading - Botolempangan -
Karunrung - Sungai Saddang - Latimojong - Masjid Raya - Urip Sumoharjo -
Perintis Kemerdekaan - Kampus Unhas
Kembali : Kampus Unhas - Perintis Kemerdekaan -
Urip SUmoharjo - Bawakaraeng - Kartini - Botolempangan - Arif Rate -
Cendrawasih - Dangko - Abd. Kadir - Daeng Tata - Mallengkeri – Tamalate
KODE C1
Berangkat
:
Korban 40 ribu - Ujungpandang Baru - Pongtiku - Cumi-cumi - Laccukang - Sunu -
Masjid Raya - Urip Sumoharjo - Perintis Kemerdekaan - Kampus Unhas
Kembali
: Kampus Unhas - Perintis Kemerdekaan - Urip Sumoharjo - Bawakaraeng - Jenderal
Sudirman - HOS Cokroaminoto - DR. Wahidin Sudirohusodo - Tentara Pelajar -
Ujung - Bandang - Masjid Raya - Sunu - Teuku Umar - Gatot Subroto - Korban 40
ribu
KODE E1 (07)
Berangkat
: Terminal Panakkukang - Toddopuli Raya - Perumnas - Hertasning - AP. Pettarani
- Kampus IKIP - Gunung Sari - AP. Pettarani - Pelita Raya - AP. Pettarani -
Abdullah Daeng Sirua - PLTU - Urip Sumoharjo - Perintis Kemerdekaan - Kampus
Unhas
Kembali : Kampus Unhas - Perintis Kemerdekaan -
Urip SUmoharjo - PLTU - Abdullah Daeng Sirua - AP. Pettarani - Kampus IKIP -
Gunung Sari - AP. Pettarani - Hertasning - Perumnas - Toddopuli Raya –
Panakkukang
KODE F1 (02)
Berangkat
: Terminal Tamalate - Mallengkeri - Daeng Tata - M. Tahir - Kumala - Veteran -
Masjid Raya - Urip Sumoharjo - Perintis Kemerdekaan - Kampus Unhas
Kembali : Kampus Unhas - Perintis Kemerdekaan
- Urip Sumoharjo - AP. Pettarani - Abubakar Lambogo - Veteran - Sultan Alauddin
- Andi Tonro - Kumala - M.Tahir - Daeng Tata - Mallengkeri - Terminal
Tamalate
Selain rute-rute diatas tak sedikit
pete-pete yg menerima request rute yang diminta penumpangnya, misalnya pete-pete
J yang harusnya lewat toddopuli, tapi karena beberapa penumpang request lewat
hertasning ya diturutilah oleh sopir pete-petenya, apasih yang tidak bisa untuk
pemunpang, (*sepertinya sopir pete-pete di Makassar menganut paham
Penumpang adalah Raja…heheheheeee)
kelebihan pete-pete yaitu, selalu setia
menunggu walaupun calon penumpang masih bisa menyanyikan 1 kali lagu
Indonesia Raya plus 2 kali reff (*masih jauh) baru sampai tempat
pete-pete parkir tapi beberapa sopir pete-pete akan setia menunggu. Kalau Singa
dijuluki Raja Hutan, Hiu dijuluki Raja Laut maka angkutan yang satu ini
dijuluki Raja Jalan Raya, bagi penumpang yang hendak turun, Kapan pun..,
Dimanapun.. dan dalam kondisi berada dimanapun, pete-pete bisa dengan sigap
memenuhi perintah anda. Memotong jalan sudah menjadi ahlinya, dari lajur kanan
ke kiri atau lajur kiri ke kanan siikaattt semuaaa..., sepertinya jika ingin
selamat berlalulintas selain berdoa dan patuhi aturan lalulintas perlu ada satu
pasal diotak anda bahwa "Dahulukan Pete-pete".. heheheheeeeee..
Tapi dibalik itu semua pete-pete sangat berjasa
dalam kehidupanQ, karena setia mengantarku kemana-mana
Sedikit cerita tentang aku dan
pete-pete, mungkin sebagian lebih memilih naik motor, mobil pribadi untuk
kemana-mana, antar jemput orang tua, atauuu bahkan cari pacar agar ada yg
antar jemput…
Hmmm... Entah kenapa ..saya suka naik
pete-pete mungkin karena sy tak punya kendaraan pribadi (*hmmm… lebih
tepatnya belum bisa mengendarai kendaraan pribadi sendiri sih.. heheheheee J)
atau belum mempunyai orang yg setia atar jemput ya (*promo lirik yg
ngerti... Heheeehheee), karena alasan di atas tadi akhirnya ku memilih
membuat pete-pete itu menjadi istimewa di pemikiranku, anggap saja setiap hari
kita jadi orang kaya yg setiap hari ganti-ganti sopir dan ganti-ganti mobil..
Hehehehheeee J
Hampir setiap hari angkutan umum itu ku
tumpangi, mau ke kampus, kantor, Mall, Pasar, Rumah kakek, dll... sangking
seringnya bersahabat dengan suasana pete-pete, akhirnya angkutan unum satu itu
menjadi salah satu tempat favoritku, di pete2 bisa ku temukan berbagai
inspirasi, konsentrasi, dan juga hal-hal baru, serta yg tak lupa pula aku
medapatkan pelatihan kesabaran... Hehehehehe J.
Salah satu jasa pete2 adalah aku bisa
lulus kuliah dengan predikat mahasiswa terbaik…tambah satu lagi yaitu aku sudah
mempunyai beberapa karya script iklan yg diputar di tempatku bekerja yg
tentunya juga menambah pundi-pundi serta mengasah keratifitas ku..
Alhamdulillah...
Untuk itulah sebagai cara mengenang
jasa-jasa pete-pete (*apasih.. ky pete-pete udah wafat aja) serta
ruang berbagi untuk teman-teman penumpang pete-pete, aku mau share sedikit
cerita2 tentang apasaja yg kulihat, kudapat dan kualami di pete-pete
Upsss… hampir lupa Satu hal yg sangat mendasar dan penting
diingat…
Cara untuk menghentikan laju pete-pete saat ingin berhenti
dan turun di tepat tujuan cukup bilang “KiiRRRrrrriii....”
-------------------------------------------------------------------
“KiiRRRrrrriii....” Edisi Ibu-Ibu Dan
Anak Pintar
Wow... Jam di Hp. Ku sudah berganti
dari angka 9 menjadi 10, yg artinya saya telat ke kantor... Akibat terjebak
pada petualangan di alam mimpi.. Bergegas ku menyiapkan diri pergi kerja..
Mandi, sarapan, hp, dompet.. Yup semua sudah, laju langkah kaki ku percepat.,
matahari kali ini sedikit tak bersahabat, masih juga jam 10, sinarnya seperti
mentertawakan ku karena bangun kesiangan, membuat alis ku berkerut walau nyatanya
ku tak marah.. Pete-pete sudah menunggu... Kali ini pete-petenya masih
kosong...tak ada seorangpun di dlmnya.. Alhasil dengan bebas aku memilih posisi
terbaik, di belakang sopir, itulah posisi duduk favoritQ, dekat dengan pintu
keluar, tidak panas dgn sinar matahari, sirkulasi angin banyak, dan tdk
dibelakangi orang-orang saat masuk . pete-pete melaju
Sebelum tadi pergi, ku sempat nonton
infotaiment. berita yg kudapat sih kebetulan tentang artis yg merawat anaknya,
mungkin karena berita tadi ya.. Angan-angan ku melayang begitu menyenangkan
diatas pete-pete melihat dengan wajah ceria anak-anak kecil yg baru pulang
sekolah, anak TK dan beberapa anak SD yg sepertinya masih menginjakkan kaki di
kelas satu bangku sekolah dasar..., pete-pete yang ku tumpangi berhenti ..
Sepertinya sang sopir sudah mempunyai feeling pete-petenya akan full
penumpang, tak lebih dari 5 menit felling sang sopir bak gayung
bersambunt, 5 orang ibu-ibu beserta anaknya yg lengkap mengemakan pakaian
seragam sekolah, tas sekolah dan botol air minum,naik pete-pete yg kutumpangi,
suasana pete2 seketika ramai dengan perbincangan ibu-ibu itu dan sesekali
terdengar sahutan anak-anaknya. Dan aku seakan dipulangkan paksa dari negeri
kayal oleh suara-suara itu. Yaaa.. Tak ada lagi yang bisa kulakukan selain
mendengar percakapan ibu-ibu diatas pete-pete.. Kuping ku meraba-raba
pembicaraan mereka yg setelah terproses di otak ku dapat ku simpulkan ternyata
yg mereka bicarakan mengenai "Anak Pintar", sejenak aku terdian
dalam hati mendengarkannya dengan seksama, lama mendengar percakapan itu
membuat ku kesal dan menggerutu dalam hati. Bagaimana tidak.. Ibu itu
membicarakan tentang anak pintar, tapi anak pintar yg dia maksud itu beda
dengan peraepsi ku... Begini percakapan mereka
Ibu1 : "(*dengan logat Makassar) ini bodo’ sekali
(*menegur anaknya) tadi di ditegur K’ sama gurunya lagi, ini (*sambil
menunjuk anaknya) katanya gurunya, jarang dia perhatikan gurunya,
kerjanya selalu menggambar terus, itu bukunya sangking gambar-gambat
‘kartong’(*maksudnya kayanya kartun), ndk tau apa na gambar, | ‘Patrick’
mama' sahut anaknya..
Ibu2 : " itu tawwa di' Ari pintarnya..
Pintarmi tawaa tambah-tambah pintar sekali bd matematika, katanya anak ku ini
..dia terus dipanggil naik sama gurunya klo ada disuruh jawab soal, dia mi
rengking 1 itu"
Ibu3:"iya.. Ini anak ku susah sekali klo diajar
matematika, membaca jie na tau, (*sambil melirik ke anaknya, yg dibalas
senyuman polos dari anaknya) makanya belajar ko supaya rengking satu ko kaya
Ari.
Percakapan itu dilanjutkan ibu-ibu yg akupun mulai jenuh
mendengarnya
Fikir
ku
: ”Memangnya anak pintar itu harus pintar matematika...?”
“Memangnya
anak yg suka menggambar tadi itu ndk pintar gambar namanya...?”
“Trus
klo membaca bukan pintar namanya?”
Pertanyaan
ku menggerutu dalam hati, teringat saat ku masih duduk di bangku sekolah dasar,
pelajran matematika memang pelajaran yg paling diagung-agungkan.. Bodoh namanya
kalau kita tak pintar matematika.. Ku kira persepsi itu sudah ,musnah dimakan
waktu berhubung, sekarang banyak orang-orang yg mengutamakan mrngembamgkan
bakat yg dimiliki anak… Ehhh.. Ternyata itu masih berlaku..
*Walaupun banyak yg berpendapat
kalau di usia SD itu harus mengusai semuanya tapi kan ndk segitunya mengatakan
anak bodoh huuuufftt”
Anak, pastinya mempunyai bakat, kemampuan dan kelebihan
masing-masing, mungkin ada anak yg lambat di hitungan tapi cepat kalau seni
atau bacaan... Itu tak bisa di bilang bodoh kan... (akupun hanya bisa mengungkapakan pendapat ku dalam hati)
“KiiRRRrrrriii....”
-------------------------------------------------------------------------
“KiiRRRrrrriii....” Edisi Pohon
-------------------------------------------------------------------------
“KiiRRRrrrriii....” Edisi Pohon
Pagiii...
Begitu
ku menyapa pagi ini, pagi-pagi pikiran ku sudah melayang jauh ke jalan landak,
sudah terbayang meja kerja ku yg bertuliskan skedjul kerja hari ini. Beberapa pekerjaan
harus ku slesaikan sebelum jam 1 oleh karena itu , hari ini kulangkahkan kaki
keluar rumah lebuh pagi dari biasanya..
Hp,
Tab, dompet, ya,,, (mengabsen keperluan dalam hati) semua sudah lengkap, ku
melangkah berjalan ke luar rumah, laju langkah ku lebih cepat dari biasanya,
sepanjang perjalanan keluar pintu gerbang ku hanya bisa merekam keadaan
sekeliling dengan mataku dan menyimpannya di otakku…
Nafas
ku masih terengah-engah, belum sempat mengatur nafas, pete-pete yg ku tunggu
menghampiri, mengatur nafas pun ku lanjutkan dipete-pete.. belum sampai
setengah perjalanan laju pete-pete yg tadinya stabil, kini menjadi lambat,
terlihat antrian kendaraan di depan, "ada apa..? Tumben di jln ini macet,
" tanyaku dalam hati, karena memang jalan ini tak biasanya macet, belum
sempat ku bertanya pada orang-orang, pertanyaanQ dijawab oleh sebuah plank
bertuliskan "ada pemangkasan pohon".
Sontak
rekaman perjalanan ku keluar kompleks hingga pintu gerbang tadi di replay,saat
melihat pemangkasan pohon itu, dan hanya hela nafas yg bisa ku lakukan
Tadi
Saat melewati mesjid di kompleks ku, terlihat beberapa warga kompleks yang
sedang kerja bakti membersihkan sampah tebangan pohon mangga. Di gapura
kompleks sempat ku balikkan badan ku
memandang jauh ke arah jalan yg ku lalui, kompleks ku kini tak hijau lagi,
Diatas
pete-pete sejenak angan-angan ku melayang kembali ke masa lalu, mengingat semua
kenangan yang terjadi selama belasan tahun di kompleks tempat ku tinggal.
Tinggal di sebuah rumah dinas milik tentara selama belasan tahun mempunyai
kenangan tersendiri, kompleks tempat ku tinggal pemandangannya sangat bagus,
ciri khas bangunannya masih kental, bentuk rumah satu dengan yang lainnya sama,
catnya juga begitu, Pembatas anatar rumah masih pagar kayu seperti di gambar
anak-anak SD kalau disuruh menggambar
setiap
rumah mempunyai pohon besar di halaman depan rumahnya, kalau bukan Pohon Mangga
ya..Pohon Jambu..
Entah
kompleks tempat ku tinggal itu dlunya bekas apa, mungkin hutan atau kebun
mangga dan jambu...Berbagai pohon dari aneka jenis mangga tersedia, mulai dari
jenis mangga macan, mangga isap, mangga golek, mangga pepaya, mangga madu,
sampai mangga papan , mangga yang terkecut ada tersedia di kompleks ku, begitu
juga pohon jambu, ada jambu air, jambu biji, jambu merah, jambu putih, atau
jambu appel. setiap rumah sudah tersedia pohon.
Kami
sering bermain bersama, manjat pohon yg tak terlalu tinggi, dan makan buahnya
langsung. Setiap hujan kami anak-anak kompels sering mandi-mandi hujan, keluar
rumah, berbekal kantong plastik, menanti buah mangga atau jambu yang jatuh, dan
berebut bersama teman-teman lain ditemani percikan genangan air hujan.. semakin
kencang angin kami semakin senang.. buah mangga berjatuhan, dan kami berlari
tertawa di tengah derasnya hujan. Sang pemilik rumah juga tak marah buah mangga
atau jambunya yang jatuh kamu punguti, bahkan kadang mereka duduk di teras
rumahnya sambil tertawa memandangi kami..
Tidak
hanya itu
Kehadiran
pohon mangga dan jambu disetiap rumah membuat silaturahim antar tetangga
terjaga, perbincangan antar tetangga hampir tiap sore terjadi saat masing-masing
penghuni rumah, menyapu halaman rumanya, jika sedang musim mangga dan jambu tetangga-tetangga
sering saling memberi, saling tukat-menukar mangga dengan jambu, mangga golek,
dengan mangga macan, dsb.
Tak
jarang juga ibu-ibu membuat acara rujak’an, setiap ibu-ibu membawa buah dari
rumahnya masing-masing dan duduk di salah satu halamam rumah dari kami yang
mendapat giliran jadi tuan rumah, ibu-ibu yang tidak membawa buah mangga atau
jambu biasanya membawa gula merah dan bumbu-bumbu rujak lainnya, ada juga yg
berbaik hati membawa buah lebih, seperti pepaya, timun, nanas, atau kedondong, yaa..
Saling pengertian lah.
Kami
anak-anaknya juga ikut nimbrung, ikut makan rujak, Rujak itu terasa sangat
nikmat, beda dengan rujak-rujak lainnya walau, mayoritas buahnya mangga dan
jambu, tapi kebersamaannya itu membuat kesan tersendiri.
Tak
cukup lama beberapa orang tetangga ku mulai pensiun, yang artimya mengharuskan
mereka pindah dari kompleks, tradisi rujak’an lambat laun mulai musnah,
mereka-mereka yg mengganti menempati rumah dinas itu kebanyakan lebih memilih
menjual hasil buahnya, langsung kepada penjual-penjual mangga dan jambu keliling,
kebanyakan menganggap selain mendapatkan keuntungan uang, mereka juga tak
diributkan dengan buah yg jatuh. Tapi Beberapa diantara mereka masih
menjalankan tradisi tukar menukar hasil panen.
Lagi-lagi
itu tak cukup lama, tradisi itu kini makin memudar, perkembangan modernisasi,
penambahan kebutuhan membuat pola pikir manusia juga berubah, sumber keindahan
dan kenangan kini dianggap masalah, Kini
beberapa penghuni rumah dinas memilih menebang pohonnya, dengan berbagai
alasan. Ada yg menebang pohonnya untuk membuat garasi mobil, ada yg menebang
pohonnya untuk memperluas teras rumah, membuat pagar batu, ada yg takut roboh,
ada yg malas membersihkan daun-daunnya yg gugur, hmmm (*hela nafas) Entah lah... Yang ku tau mereka menebang pohon-pohon
itu, mereka menebang keindahaan itu, mereka menebang kenangan itu..
Kini pohon-pohon itu
berubah menjadi tumpukan batu dan berbagai model bangunan, yg menjadi sekat-sekat
pembentuk individualis dan kesunyian... Pemandangan yg kaku, menjenuhkan, dan
tak jarang memicu kecemburuan sosial, tak ada lagi bayangan-bayangan pohon yg
melindungi kami dari sinar matahari, tak ada lagi pemandangan hijau, tak ada
lagi acara rujak’an bersama, tak adalagi tawa anak-anak berebut, berlarian
mengumpulkan mangga dan jambu, tak adalagi daun-daun kuning yg gugur memenuhi
halaman, tak adalagi perbincangan sore yg di iringi suara gesekan sapu lidi dan
tanah...
Semua
gugur satu demi satu…, L
Dan hal itu juga
berbanding lurus dengan pemandangan sepanjang jalan ku menuju kantor, melihat
dari atas pete-pete, kota ku yg dulunya hijau bak hutan kini berubah menjadi
hutan ruko yang menjulang tinggi, papan-papan reklame terpampang, pohon-pohon
itu tak ada yg peduli, pohon-pohon di rusak diberi lebel, dipaku dengan poster
orang-orang penguasa yg katanya peduli dengan masyarakat, yg katanya peduli dengan
hal-hal kecil, dan yg katanya akan membuat kota ini menjadi lebih baik.
Para pengusaha juga sedang
berlomba-lomba membuat usaha properti yg entah…. apa mereka masih memikirkan
tempat dimana pohon-pohon itu bisa tumbuh.. ?
Semua
demi kepentingan
Aku
hanya bisa berharap, semua akan bisa lebih baik, dengan mulai berkembangnya
komunitas-komunitas peduli pohon dan lingkungan... Semoga semua itu tulus demi
lingkungan
Pete2
yg kutumpangi berhenti sesaat setah ki mengucapkan..
KiiirrRrrriiiii...
mau tanya dong, kalo pete2 ada yang lewat ke daerah sekitaran pelabuhan makassar ga? ak dari bandung mau backpacker ke makassar lewat laut. makasih. hubungi ak di line yah @sutobrot
BalasHapus