Kalau
hari-hari biasanya saya ke kantor menggunakan pete-pete berkode F, hari ini
beda berhubung pagi ini saya ada janji dengan orang Pajak, maka pete-pete yang
saya tumpangi itu berkode I.
Sebenarnya
banyak pete-pete yang melalui Jalan Urip Sumoharjo, kantor pajak tempatku
memadu janji. Tapi Sekalian nostalgia lah dengan angkutan pete-pete yg sering
ku gunakan ke kampus dulu, jadi ku memilih memutuskan menumpangi pete-pete
berkode I.
Hingga
seperempat perjalanan, di atas pete-pete masih normal saja. Tidak ada hal-hal
aneh yg terjadi. Penumpang terus menerus bermunculan silih berganti, hingga
hampir setengah perjalanan pete-pete yang ku tumpangi full.. Tak lama berdesak-desakan
dua orang anak muda mengatakan slogan menghentikan pete-pete... Kirrriii....
Pete-pete
pun berhenti. Penumpang yg memberi isyarat bergegas turun, ruang gerak di pete-pete
mulai ada cela.. Masing-masing penumpang membetulkan posisi duduknya. Terlihat
seorang wanita paruh baya yg melambaikan tangannya seakan ,memberi isyarat
kepada sang sopir, bahwa dia mau naik. Ia kemudian menengok keadaan di dalam pete-pete,
sepertinya wanita paru baya itu memperkirakan apa kursi penumpang cukup dengan
badannya yang lumayan gemuk... Dalam hitungan detik sepertinya wanita parubaya
itu mengurungkan niatnya untuk duduk di belakang dan berada diantara kami
penumpang lainnya. Dia lebih memilih menempati kursi di samping sopir., namun
tiba-tapi Pak Supir berkata..
"Di Belakang Maki, Jangan
Ki' Di Depan "
Penumpang
tadi dengan kerutan di di dahinya, sontak mengurungkan niatnya menggunakan jasa
pete-pete yg kutumpangi.. Dengan cuek pete2 itu pun melanjutkan perjalanan.
Otak
ku tiba-tiba kepo (mau tau) apa yg ada di pikiran sopir pete-pete ini,
membiarkan satu penumpang tadi pergi begitu saja.. Biasanya pete-pete rela
menunggu berjam-jam demi seorang penumpang. Toh kursi di samping pak supir yg
sedang bekereja itu masih kosong... Dan sudah biasa ada pemumpang yg ingin
duduk di samping pak supir..
Mengambil
kesimpulan sendiri ya.., mungkin ada
barang bawaan ibu itu yang tak bisa diterima sopir pete-pete.. Entahlah, baru
jalan sedikit, pete-pete yang ku tumpangi berhenti, seorang perempuan yang
masih muda (sepertinya mahasiswa) juga memilih untuk duduk di depan samping pak
sopir, seperti kejadian tadi, sopir mengatakan hal yang sama
"Dibelakang Maki Duduk
Jangan Ki' Di Depan"
Pete-pete
melanjutkan perjalanan tanpa penumpang tadi, Sudah dua penumpang yang supir itu
tolak, sungguh kejadian aneh menurutQ ditengah persaingan pete-pete
memperebutkan penumpang, sampai tak jarang ada sopir pete-pete yang bertengkar.
Perjalanan
berlajut, fikiran ku masih menimbang-nimbang apa yg ada di pikiran pak sopir
tadi, apa yang salah dari kedua penumpang tadi, 5 menit berjalan sebelum mesjid
Al-Markas, seorang pria, melambaikan tangannya, supir mengarahkan pete-pete nya
menghampiri lambaian tangan pria tadi, berhubung penumpang yang duduk di
belakang belum ada yang turun, pria itu memilih duduk di depan, tempat yang
diinginkan penumpang yg sudah dua kali ditolak oleh pak supir, saat membuka
pintu sopir kembali berkata, tapi tak seperti pernyataannya kepada kedua
perempuan tadi sopir ini menanyakan
"Sampai mana ki'?"
"Sampe Kantor Gabungan
Dinas" jawab calon penumpang yang sepertinya
akan mendapat kesempatan
duduk di depan samping pak supir yang sedang bekerja
"Iye naik maki"
Pete-pete
melanjutkan perjalanannya dengan kursi depan samping pak sopir yang sudah
diduduki pria itu, Ada apa dengan sopir pete-pete itu..???, Apa dia tak mau duduk
berdampingan dengan perempua..??? Tampang pak sopir itu biasa saja tak seperti
ulama-ulama yang sangat fanatik, mungkin penampilannya beda tapi dia memang
fanatik... fikir ku dalam hati yang pagi-pagi dibuat kepo dengan penolakan
supir pete-pete terhadap calon penumpang.
Tapi
mengapa ia menyakan kepada pria itu sampai mana..??? Aku masi bertanyatanya dan
menerka-nerka sendiri.. Sampai di depan kantor gabungan dinas pria yg duduk di
depan itu mengeluarkan instruksi kiiirrriii,
pete-pete berhenti, dan kursi depan kembali kosong. kursi belakang tempat ku
duduk juga mulai longgar 2 penumpamg sudah turun bersamaan dengan pria yang
terpilih menduduki kursi samping pak sopir tadi.
Pete-pete
kembali jalan tanpa berhenti, walau menurut ku ada beberapa penumpang yang
sepertinya tertarik menumpangi pete-pete ini, namun sang sopir seakan cuek,
Apa
yg ada dipikiran sopir ini apa dia sudah terlalu banyak uang sampe-sampe
mengabaikan beberapa calon penumpang tadi..???
Jawaban
atas pertanyaan ku pun seakan terjawab dengan berhentinya pete-pete tepat di samping
gang yang tak ku tau persis apa nama jalannya, seorang wanita yang ku
perkirakan berusia 30 tahunan dan seorang anak berseragam SD, yang dari
kejauhan terlihat berdiri di ujung gank itu, membuka pintu kursi depan yang
sedari tadi sudah menolak dua wanita
sebelumnya, tanpa bertanya itu siapa aku sudah bisa menjawab dengan tingkah
anak beraeragam SD yang menyalimi sang sopir dan mengucapkan kata"
bapak" pada percakapan yang tak terlalu ku simak.
Pertanyaan-pertanyaan
ku sudah terjawab, rasa bangga dan salut dengan prilaku Pak Sopir tadi, yang
,mempunyai Prinsip.
Ditengah
isu-isu perselingkuhan, poligami, dan beberapa kasus-kasus lain yang terkait
dengan perempuan dan pria-pria yang beruang, pak sopir dengan gaya yang
sederhana itu mempunyai prinsip tersendiri
Seakan
kursi disampingnya itu hanya boleh diduduki oleh perempuan specialnya yaitu
istrinya ataupun anak-anaknya, Pak Supir itu rela membiarkan beberapa materi
dari calon penumpang yang sudah dia tolaknya tadi, demi keluarganya berada di
sampingnya..
Kebersamaan
bersama keluarga , kebahagiaan yang diciptakan, dan senyuman-senyuman itu
memang tak ternilai harganya dengan materi. apa jadinya jika pak sopir
memilih materi dari ibu-ibu tadi duduk disampingnya, lantas istrinya berarti
akan menempati kursi belakang, mungkin tak ada ritual salam, senyuman dan senda
gurau meleka bersama..
Toh
kan rejeki tak lari kemana... Sekali lagi kebersamaan, kebahagiaan, senyuman,
itu kadang-kadang tak dapat dinilai dengan besarnya materi..,
Semoga
persepsi ku tadi sama dengan apa yang dipikirkan pak sopir yang menolak 2 penumpang
sebelumnya, dan semoga keluarga mereka akan senantiasa bahagia
Kantor pajak sudah mulai
terlihat..
KiiirrRrrriiiii...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar